Fredy Siswanto

QA

Meningkatkan Produktivitas dengan SQL untuk QA Engineer Pemula

13 Agustus 2025 6 min read 0 Komentar
Meningkatkan Produktivitas dengan SQL untuk QA Engineer Pemula

Bagi seorang QA Engineer, memiliki keterampilan teknis di luar testing tools adalah nilai tambah yang sangat besar. Salah satu keterampilan yang sering dianggap sepeleh, namun sangat krusial, adalah kemampuan Query database SQL (Structured Query Language).

Sayangnya, tim QA masih sering bergantung pada developer untuk membuatkan query data guna validasi test case tertentu. Padahal, untuk query sederhana seperti mengambil data pengguna berdasarkan status, memeriksa jumlah transaksi, atau memvalidasi perubahan data setelah eksekusi fitur, QA seharusnya bisa melakukannya sendiri.

Dengan menguasai dan memahami SQL akan sangat membantu seorang QA untuk memenuhi tugasnya dalam proses testing. Dengan menguasai dasar-dasarnya, seorang QA dapat menghemat banyak waktu, meningkatkan produktivitas, dan bahkan memberikan kontribusi lebih besar dalam proses pengujian.

Salah satu tempat belajar SQL online yang gratis favorite saya adalah zooSql atau freecodecamp, saya selalu menyarankan teman2 yang baru mulai belajar sql untuk belajar disana. Karena penjelasan dan materinya cukup lengkap dan penjelasannya sederhana mudah untuk di pahami, ditambah dilengkapi dengan kuis yang menarik untuk melatih pemahaman materi.

Mengapa SQL Penting untuk QA Engineer?

SQL adalah bahasa standar untuk berinteraksi dengan database relational seperti MySQL, PostgreSQL, Oracle, atau SQL Server. Hampir semua aplikasi modern, baik web maupun mobile, menyimpan data di database. Dalam pengujian, data adalah inti dari hampir semua skenario test.

Beberapa alasan mengapa SQL sangat bermanfaat bagi QA:

  1. Validasi Langsung dari Database
    Setelah eksekusi test, kita bisa memeriksa data langsung di database untuk memastikan hasilnya sesuai ekspektasi, tanpa bergantung pada tampilan UI.
  2. Debugging Lebih Cepat
    Ketika ada bug yang sulit direproduksi, melihat data mentah di database sering membantu mengidentifikasi penyebab masalah.
  3. Menyusun Data untuk Test
    QA dapat membuat set data tertentu yang diperlukan untuk skenario test, misalnya membuat 5 akun dengan status tertentu.
  4. Mengurangi Bottleneck ke Tim Developer
    Tidak perlu menunggu developer membuat query, QA bisa langsung mengambil data yang dibutuhkan.
  5. Mendukung Automation Testing
    Banyak skrip otomatisasi membutuhkan query untuk setup data awal (precondition) atau untuk verifikasi hasil test.

Contoh Kasus Umum Penggunaan SQL untuk QA Engineer

Berikut adalah contoh situasi di mana keterampilan SQL sangat membantu:

1. Validasi Data Setelah Eksekusi Test Case

Misalnya, dalam pengujian e-commerce, kita menguji fitur checkout. Setelah checkout, kita ingin memastikan bahwa:

  • Status pesanan berubah menjadi “PAID”.
  • Stok barang berkurang.
  • Terdapat log pembayaran di tabel transactions.

Query contoh:

SELECT status FROM orders WHERE order_id = 'ORD12345';
SELECT stock FROM products WHERE product_id = 'PROD567';
SELECT * FROM transactions WHERE order_id = 'ORD12345';

2. Mengecek Data yang Tidak Muncul di UI

Kadang, bug terjadi ketika data di UI tidak sinkron dengan database. Contoh: produk tidak muncul di halaman pencarian padahal di database statusnya aktif.

Query contoh:

SELECT name, status FROM products WHERE name LIKE '%Laptop%' AND status = 'active';

3. Membuat Data Dummy untuk Test

QA bisa menyiapkan data tanpa harus menunggu proses input manual melalui UI.

Query contoh:

INSERT INTO users (id, name, email, status)
VALUES (UUID(), 'Test User', 'test@example.com', 'active');

4. Melakukan Reporting Bug Lebih Lengkap

Dengan SQL kita dapat memberikan bukti bug berupa data mentah dari database.

Contoh laporan bug:

Bug: Status pesanan tidak berubah setelah pembayaran.
Hasil query menunjukkan status = pending pada tabel orders meskipun transaksi sudah tercatat di tabel transactions.

5. Membuat Query untuk Regression Testing

Ketika ada perubahan besar pada database, QA dapat menggunakan query untuk membandingkan data sebelum dan sesudah deployment.

Query contoh:

SELECT COUNT(*) FROM orders WHERE created_at BETWEEN '2025-08-01' AND '2025-08-07';

Best Practices Menulis Query untuk QA Engineer

Belajar SQL bukan sekadar tahu sintaks SELECT, tapi juga bagaimana menulis query yang aman, cepat, dan mudah dibaca. Berikut best practices yang relevan untuk QA:

1. Gunakan SELECT Sebelum UPDATE/DELETE

Sebelum menjalankan UPDATE atau DELETE, jalankan dulu SELECT untuk memastikan data yang akan diubah memang sesuai target.

-- Pastikan dulu data yang akan diupdate
SELECT * FROM users WHERE status = 'inactive';

-- Baru jalankan update jika yakin
UPDATE users SET status = 'active' WHERE status = 'inactive';

2. Selalu Batasi Data dengan WHERE

hindari menjalankan query tanpa kondisi WHERE (kecuali untuk kebutuhan tertentu).
Hal ini mencegah perubahan atau pengambilan data secara massal yang tidak diinginkan.

-- Buruk
DELETE FROM orders;

-- Baik
DELETE FROM orders WHERE status = 'cancelled';

3. Gunakan Alias untuk Mempermudah

Gunakan alias (AS) untuk membuat query lebih ringkas dan mudah dibaca.

SELECT u.name AS user_name, o.id AS order_id, o.status
FROM users u
JOIN orders o ON u.id = o.user_id
WHERE o.status = 'pending';

4. Format Query agar Lebih Terbaca

Gunakan penulisan query yang rapi dengan indentasi jelas. Ini memudahkan debugging dan kolaborasi dengan tim.

SELECT
    u.id,
    u.name,
    COUNT(o.id) AS total_orders
FROM
    users u
LEFT JOIN
    orders o
ON
    u.id = o.user_id
GROUP BY
    u.id, u.name;

5. Simpan Query yang Sering Digunakan

Buat folder atau dokumentasi khusus untuk query yang sering dipakai, sehingga tidak perlu mengetik ulang setiap kali testing.

6. Gunakan LIMIT untuk Menghindari Query Lama

Ketika mengambil data untuk analisis, gunakan LIMIT agar query tidak mengambil terlalu banyak data dan memperlambat proses.

SELECT * FROM transactions ORDER BY created_at DESC LIMIT 20;

Tips Belajar SQL untuk QA Engineer

  1. Mulai dari Dasar
    Kuasai perintah dasar: SELECT, WHERE, ORDER BY, JOIN, GROUP BY, INSERT, UPDATE, dan DELETE.
  2. Gunakan Database Dummy untuk Latihan
    Gunakan dataset publik seperti Sakila atau Northwind agar bisa mencoba berbagai skenario tanpa takut merusak data produksi.
  3. Praktikkan pada Proyek Sungguhan
    Cobalah menulis query langsung untuk keperluan testing di proyek yang sedang dikerjakan.
  4. Gunakan Tools yang Nyaman
    Gunakan tools seperti DBeaver, TablePlus, atau HeidiSQL yang mempermudah eksplorasi database.
  5. Pelajari JOIN Lebih Dalam
    JOIN adalah kunci untuk menggabungkan data dari beberapa tabel, sangat penting untuk QA yang sering perlu validasi lintas tabel.
  6. Biasakan Membaca Struktur Database (ERD)
    Memahami hubungan antar tabel akan mempermudah membuat query.
  7. Ikutkan SQL dalam Automation Testing
    Integrasikan query ke dalam skrip otomatisasi untuk validasi hasil test tanpa bergantung pada UI.

Kesimpulan

Menguasai SQL adalah investasi yang sangat menguntungkan bagi seorang QA Engineer. Dengan keterampilan ini, QA dapat:

  • Mengurangi ketergantungan pada developer.
  • Memvalidasi hasil test dengan lebih akurat.
  • Menemukan bug lebih cepat.
  • Menyediakan bukti bug yang lebih kuat.
  • Meningkatkan efisiensi pengujian manual maupun otomatis.

Tidak perlu menjadi ahli database untuk mendapatkan manfaatnya. Mulailah dari query dasar, praktikkan secara konsisten, dan secara bertahap kuasai query yang lebih kompleks. Dengan SQL di tangan, seorang QA tidak hanya menjadi eksekutor test case, tetapi juga mitra strategis dalam menjaga kualitas produk.

0 Komentar

Tambahkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Math Captcha
sixty three − fifty six =


Belum ada komentar.