Fredy Siswanto

QA

Memahami apa itu bug?

2 Juni 2025 4 min read 0 Komentar
panduan onboarding testio

Apa itu Bug Fungsional?

Bug fungsional berkaitan langsung dengan fungsi dari suatu perangkat lunak. Contoh:

  • Tombol tidak mengirimkan formulir.
  • Fitur pencarian tidak merespons input pengguna.
  • Aplikasi mengalami crash.

Setiap kali kamu melakukan sebuah aksi dan situs/aplikasi tidak merespons sesuai harapan, bisa jadi itu adalah masalah fungsional.

Namun, informasi terbatas tentang produk pelanggan serta minimnya pemahaman terhadap implementasi mereka membuat sulit untuk menentukan apakah perilaku tersebut disengaja atau merupakan bug. Kamu bisa menggunakan pengalaman serta pengujian berbagai skenario untuk membantu membuat kesimpulan yang masuk akal.

Cara Menentukan Apakah Perilaku Aplikasi Merupakan Bug Fungsional

  • Coba cari tahu apakah fitur memang didesain seperti itu atau benar-benar rusak. Uji secara terpisah dan juga dalam kombinasi dengan fitur lain untuk melihat perbedaan potensial.
  • Pertimbangkan User Experience, mungkin produk memang bekerja sesuai implementasinya.
  • Cari bukti bahwa sesuatu tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Contoh 1: Fitur dalam sebuah toko online bekerja berbeda dengan toko online lain. Itu tidak otomatis berarti bug. Klien berhak mengimplementasikan produknya sesuai keinginan.

Contoh 2: Kamu menyatakan bahwa sebuah field pada form tidak divalidasi, dan itu adalah bug. Apakah ada indikasi bahwa field tersebut seharusnya divalidasi? Berikan bukti, misalnya field divalidasi di beberapa kasus tapi tidak di kasus lain. Tanpa bukti, itu hanya klaim yang belum terbukti.

Masalah visual atau konten bisa menjadi masalah fungsional jika menghambat fungsi utama, sehingga harus dilaporkan sebagai bug fungsional.

Jika suatu fitur selalu bekerja konsisten dalam berbagai skenario dan tanpa masalah jelas, kemungkinan itu bukan bug, melainkan usulan peningkatan (usability suggestion).

Penilaian Tingkat Keparahan (Severity Assessment)

Dalam menilai tingkat keparahan bug fungsional, pertimbangkan beberapa faktor:

  • Dampak terhadap fungsi utama
  • Luasnya cakupan masalah
  • Apakah ada workaround atau tidak
  • Potensi kehilangan penjualan
  • Perbandingan dengan bug serupa

1. Dampak terhadap Fungsi

Pertimbangkan seberapa penting fungsi yang bermasalah dalam konteks produk secara keseluruhan. Fitur tambahan yang rusak / error mungkin tidak menghentikan pengguna mencapai tujuannya, tetapi fitur utama yang rusak bisa menjadi penghambat (stopper / blocker).

2. Luasnya Masalah

Apakah masalah terjadi di semua halaman produk atau hanya di satu halaman? Apakah hanya sedikit pengguna yang terdampak, atau semua pengguna?

3. Workaround

Bisakah pengguna tetap mencapai tujuannya dengan cara lain? Jika ada solusi yang mudah ditemukan, maka tingkat keparahannya lebih rendah. Jika tidak ada jalan lain, maka ini adalah stopper/blocker.

4. Potensi Kerugian Penjualan

Sulit dipastikan, tetapi tetap penting dipertimbangkan. Perbedaan harga beberapa sen tentu berbeda dengan kerugian ratusan dolar.

5. Perbandingan dengan Bug Lain

Bandingkan dengan bug lain yang telah disetujui oleh test lead untuk melihat apakah penilaian severity kamu sudah tepat.

Tingkatan Severity untuk Bug Fungsional

LOW (Rendah):

  • Dampak minimal terhadap penggunaan produk.
  • Perilaku tidak sesuai harapan, tapi tidak memengaruhi penggunaan secara umum.
  • Hanya sebagian kecil pengguna/item terdampak.
  • Ada workaround yang mudah.

HIGH (Tinggi):

  • Dampak serius terhadap penggunaan produk, tapi fungsi utama tetap berjalan.
  • Banyak pengguna/item terdampak.
  • Fitur penting rusak dan tidak ada workaround.
  • Fitur sangat penting rusak, tapi ada workaround (jadi bukan stopper/blocker).

CRITICAL (Kritis):

  • Menghentikan fungsi utama aplikasi/situs.
  • Stopper / Blocker yang mencegah pengguna melanjutkan proses utama, seperti checkout.
  • Potensi kehilangan penjualan besar bagi perusahaan.

Bug Edge Case

Bug edge case muncul saat fungsi digunakan secara tidak biasa, dan tidak terjadi dengan data atau perilaku pengguna umum.

Contoh:

  • Menutup/minimize aplikasi segera setelah klik tombol.
  • Membuka-tutup menu berulang-ulang.
  • Aksi tak biasa yang menyebabkan bug muncul.

Penilaian harus dilakukan secara kasus per kasus. Jika edge case relevan untuk pelanggan, dikategorikan sebagai bug Low. Jika tidak relevan, bug akan ditolak.

Forced Bug

Bug yang muncul karena perilaku tidak biasa atau kondisi khusus biasanya di luar cakupan pengujian, karena tidak mencerminkan perilaku pengguna normal.

Contoh:

  • Mengetuk banyak elemen sekaligus
  • Menekan tombol secara acak
  • Klik cepat berkali-kali
  • Mengubah ukuran window ke ukuran ekstrem
  • RAM atau penyimpanan penuh
  • Menggunakan OS versi beta, modifikasi, atau tidak resmi

0 Komentar

Tambahkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Math Captcha
eighty two − seventy four =


Belum ada komentar.